Mengulik Kota Batik Pekalongan, Unik dan Menarik!
Hallo
Sobat Planner! Kali ini Jendela Kota mempunyai sesi Kenal Kota yang bertujuan mengenalkan kota-kota yang unik dan menarik untuk dibahas. Pada artikel ini akan membahas salahsatu kota kreatif di
Jawa Tengah yang terkenal sebagai Kota Batik Dunia, yups, Kota Pekalongan!
Sudah tidak sabar apasih unik dan menariknya Kota Pekalongan? Yuk kita ulik bersama. Check it
out!
Gambaran Umum Kota Pekalongan
Peta Kelurahan Kota Pekalongan |
Kota Pekalongan merupakan sebuah Kota di Jawa Tengah yang berada di wilayah pesisir Pantai Utara atau Laut Jawa. Kota Pekalongan dikenal sebagai kota pengrajin batik sehingga dijuluki Kota Batik. Batik Pekalongan diperkirakan sudah eksis dari tahun 1800-an dan tak dapat dielak bahwa batik sudah menjadi nadi kehidupan masyarakat Pekalongan.
Terdapat
lebih dari 12.000 serapan tenaga kerja yang bergelut di sektor kerajinan batik
ini, dari mulai bahan baku, proses pembuatan, sampai menjadi produk jadi yang
bergabung dalam lebih dari 1000 usaha UMKM-UKM.
Adanya
kerjasama yang baik antar pebisnis, pengrajin dan suplier bahan baku menjadikan
Batik Pekalongan tumbuh dan berkembang sehingga dapat mensejahterakan
masyarakat melalui batik.
Museum
Batik dan kampung-kampung batik seperti Kampung Batik Kauman dan Kampung Batik
Pesindon menyediakan akses bagi para pengunjung untuk dapat mempelajari
kerajinan batik sambil berwisata belanja.
Museum Batik Kota Pekalongan Sumber: Facebook Museum Batik Pekalongan |
Pelestarian
dan pengembangan budaya batik, adanya event-event kebudayaan batik dan pengembangan kampung-kampung kerajinan batik
merupakan prioritas pembangunan Kota Pekalongan. Latar belakang ini yang
kemudian mengantarkan Pekalongan sebagai kota kreatif untuk diusulkan ke
jaringan Kota Kreatif Dunia UNESCO pada tahun 2004.
Pada
tahun 2015, Kota Pekalongan yang terpilih menjadi Kota Kreatif Dunia oleh UNESCO pada Bidang Kerajinan dan Kesenian Rakyat (Craft and Folk Arts). Hal tersebut juga didukung dengan kolaborasi aktif antara pemerintah, komunitas, pebisnis, dan akademisi dalam upaya pelestarian dan pengembangan Batik Pekalongan.
Akan tetapi, dibalik nilai ekonomi dan budayanya, masih banyak pengrajin batik yang kurang peduli terhadap lingkungan, hal tersebut mengakibatkan pencemaran sungai oleh limbah pewarna batik. Ada ungkapan menarik yang mengatakan bahwa jika sungai di Pekalongan masih berwarna merupakan indikator penjualan batik sedang bagus-bagusnya.
Sejarah Singkat Kota Pekalongan
Gapura Nusantara Pekalongan Sumber : koleksi pribadi |
Sejarah terbentuknya wilayah Pekalongan (Kota dan Kabupaten) tak lepas dari cerita rakyat yang berkembang yaitu pertapaan Jaka Bahu/ Ki Bahurekso selama 40 hari menggantung di atas pohon dengan posisi terbalik seperti kelelawar/ kalong, sehingga dikenal sebagai Tapa Ngalong.
Diceritakan bahwa Jaka Bahu diutus membabat Alas/Hutan Gambiran yang diperintahkan oleh Raja Mataram Sultan Agung Hayongkro Kusumo. Tapa Ngalong dilakukan Ki Bahurekso atas saran Ki Ageng Cempaluk untuk mengalahkan siluman penunggu hutan sehingga tempat pertapaannya dikenal dengan Nama Pekalongan.
Terlepas dari cerita rakyat yang berkembang, terdapat dokumen tua yang menyebutkan bahwa nama Pekalongan adalah Keputusan Pemerintah Hindia Belanda (Gouverments Beslui) Nomor 40 Tahun 1931 yang diambil dari kata ‘Halong’ yang berarti ‘dapat banyak’ dan terdapat tulisan ‘Pek-Alongan’ pada simbol kota masa itu.
Kemudian, pada tanggal 29 Januari 1957 terdapat keputusan DPRD Kota Besar Pekalongan diikuti Tambahan Lembaran daerah Swatantra Tingkat I Jawa Tengah tanggal 15 Desember 1958, Serta persetujuan Pepekupeda Teritorium 4 dengan SK Nomer KTPS-PPD/00351/II/1958 : nama Pekalongan berasal dari kata “A-Pek-Halong-An” yang berarti pengangsalan (pendapatan).
Batas Administratif dan Luas Wilayah Kota Pekalongan
Secara administratif, Kota Pekalongan berbatasan langsung dengan Pantai Utara Laut Jawa, Kabupaten Batang, dan Kabupaten Pekalongan
- Sebelah Utara : Pantai Utara/ Laut Jawa
- Sebelah Timur : Kabupaten Batang
- Sebelah Selatan : Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan
- Sebelah Barat : Kabupaten Pekalongan
Luas
wilayah Kota Pekalongan yaitu sekitar 4.525 Ha atau 45,25 km2 dengan
4 kecamatan yaitu Kecamatan Pekalongan Utara, Kecamatan Pekalongan Timur,
Kecamatan Pekalongan Selatan, dan Kecamatan Pekalongan Barat. Jarak terjauh
dari wilayah utara ke wilayah selatan kurang lebih 9 kilometer dan dari wilayah timur ke wilayah barat kurang lebih 7
kilometer.
Peta Kecamatan Kota Pekalongan |
Sedangkan
kecamatan terkecil yaitu Kecamatan Pekalongan Timur dengan presentase 21%
wilayah Kota Pekalongan atau 9,52 km2 yang terdiri atas 7 kelurahan yaitu
Kelurahan Kauman, Poncol, Klego, Gamer, Noyontaansari, Setono, dan Kali Baros.
Kecamatan
Pekalongan Selatan mempunyai luas 24% wilayah Kota Pekalongan atau 10,8 km2
dengan 6 kelurahan yaitu Kelurahan
Jenggot, Banyurip, Buaran Kradenan, Kuripan Kertoharjo, Kuripan Yosorejo, dan
Soko Duwet.
Kecamatan Pekalongan Barat mempunyai luas 22% wilayah Kota Pekalongan atau 10,05 km2 dengan 7 kelurahan yaitu Kelurahan Medono, Podosugih, Tirto, Pringrejo, Sapuro Kebulen, Bendan Kergon, dan Pasir Sari Kramat.
Kondisi Fisik Dasar Kota Pekalongan
Kota
Pekalongan terletak di pesisir Pantai Selatan/ Laut Jawa sehingga tinggi
terhadap laut hanya sekitar 0-2 mdpl dengan jenis tanah Aluvial Hidromorf.
Peta Topografi Kota Pekalongan |
Curah hujan di Kota Pekalongan dalam 5 tahun terakhir sangat bervariasi yang dipengaruhi oleh iklim, geografi dan perputaran/ pertemuan arus udara. Pada tahun 2019 curah hujan di Kota Pekalongan sebesar 1.831 mm3 dengan 80 jumlah hari hujan. Curah hujan dan hari hujan paling banyak terjadi pada bulan Januari.
Suhu
udara di Kota Pekalongan rata-rata sebesar 27-29 derajat celcius dengan suhu
maksimal 35 derajat celcius dan suhu minimal 33 derajat celcius.
Banyaknya
industri batik skala rumahan yang tidak memperhatikan lingkungan berdampak pada
pencemaran sungai oleh limbah pewarna batik. Jumlah IPAL pengolah limbah batik belum
memenuhi kapasitas pembuangan limbah cair dalam mendukung produksi batik.
Sungai Pekalongan Tercemar Limbah Batik Sumber : Suara.com |
Selain
itu, industri batik juga membutuhkan banyak air untuk proses produksinya,
sehingga terjadi eksploitasi konsumsi sumber air tanah. Hal ini menyebabkan penurunan muka tanah/ land subsidence di Kota Pekalongan. Mengejutkannya lagi, penurunan
muka air tanah di Pekalongan merupakan yang terparah di Indonesia.
Menurut
penelitian Lembaga Partnership Kemitraan Tata Kelola Pemerintahan tahun 2018, land subsidence di Kota Pekalongan
mencapai 20-34 cm per tahun. Di samping permasalahan land subsidence ini, Kota Pekalongan juga dihadapkan bencana banjir
rob. Land subsidence dapat
memperparah bencana banjir rob karena permukaan tanah lebih rendah dari permukaan
air laut.
Baca juga : Menelisik Kesiapan Kota Semarang Sebagai Kota Tangguh
Demografi Kota Pekalongan
Tahun
2019 jumlah penduduk di Kota Pekalongan sebanyak 307.097 jiwa yang terdiri dari
153.518 laki-laki (50,01%) dan 153.579
perempuan (49,99%). Struktur penduduk terbanyak terdapat pada usia 5-9 tahun
dengan jumlah 125.327 jiwa, dan terendah pada usia 60-64 tahun dengan jumlah
10.729 jiwa.
Dengan
luas wilayah 4.525 km2 dan jumlah penduduk sebanyak 307.097 jiwa, kepadatan
penduduk di Kota Pekalongan sebesar
6.786 jiwa/km2. Oleh karena itu, kepadatan penduduk di Kota Pekalongan
tergolong sangat padat.
Kota Pekalongan dari Citra Satelit |
Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Pekalongan Barat dengan 95.555 jiwa (31,3% total penduduk Kota Pekalongan), disusul oleh Kecamatan Pekalongan Utara dengan 82.633 jiwa atau 26,8% total penduduk Kota Pekalongan. Sedangkan Kecamatan Pekalongan Timur mempunyai jumlah penduduk sebesar 65.857 dan Kecamatan Pekalongan Selatan 63.052 jiwa.
Berikut merupakan grafik perbandingan luas wilayah, jumlah penduduk, serta kepadatannya menurut kecamatan di Kota Pekalongan:
Dari
grafik tersebut diketahui bahwa Kecamatan Pekalongan Barat merupakan kecamatan
terpadat dengan perbandingan jumlah penduduk terbanyak dan wilayahnya terkecil
di Kota Pekalongan.
Sosial Budaya
Masyarakat
Kota Pekalongan merupakan masyarakat yang heterogen yang multietnis dan multiagama,
hal ini ditunjukkan dengan adanya Kampung Pecinan/ kampung etnis Tionghoa dan
Kampung Arab. Hal ini sudah berkembang sejak tahun 1800-an dan masih eksis
sampai sekarang.
Kampung Pecinan Kota Pekalongan Sumber : tourism.pekalongankota.go.id |
Keragaman
masyarakat terjadi karena adanya akulturasi budaya masyarakat dengan pendatang
dari Cina, Arab, India dan lain-lain pada masa itu. Lebih luas lagi, pengaruh
akulturasi tersebut juga ditemui dalam motif Batik Pekalongan. Contohnya Motif
Liong yang berbentuk burung pheonix atau naga yang dipengaruhi oleh kebudayaan
Tionghoa.
Kebudayaan
yang multietnis dan multiagama tersebut terjalin dalam toleransi hingga sekarang.
Masyarakat
Kota Pekalongan juga terkenal dengan kereligiusitasannya, hal ini karena adanya pengaruh ulama/wali yang sangat
dihormati dan diajarkan hingga saat ini. Tradisi berziarah ke makam ulama/wali
tak hanya dilakukan oleh masyarakat Kota Pekalongan, para peziarah hadir dari
berbagai daerah di Indonesia.
Makam
ulama/wali yang terkenal di kalangan peziarah yaitu Makam Sapuro, tempat
persemayaman Habib Ahmad bin Abdullah bin Tholib Al-Athas.
Sarana
Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan menunjang keberadaan
masyarakat Kota Pekalongan yang terdiri dari multi etnis dan agama, tempat
peribadatan Pekalongan mendukung dalam kelangsungan keharmonisan
masyarakatnya. Banyaknya tempat peribadatan di Kota Pekalongan mencapai
843 unit dengan 161 masjid, 665 mushola, 8 gereja protestan, 4 gereja katolik,
1 pura, 4 vihara, dan 2 kelenteng.
Masjid Jami Kauman Kota Pekalongan Sumber : koleksi pribadi |
Kota Pekalongan memiliki 5 perguruan tinggi swasta yaitu Universitas Pekalongan (Unikal), Universitas Muhammadiyah Pekalongan Pekajangan (UMPP), Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Widya Pratama Pekalongan, dan Akademi Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan dan IAIN Pekalongan.
Sarana Ekonomi
Terdapat
beberapa sarana ekonomi yang ada di Pekalongan seperti pasar tradisional, Pasar
Batik seperti Pasar Batik Setono, serta megaswalayan seperti Plaza Pekalongan,
Pekalongan Square, dan Transmart Pekalongan.
Plaza Kota Pekalongan Sumber: koleksi pribadi |
Sarana Kesehatan
Dalam skala kota, terdapat 8 rumah sakit yang terdiri dari 2 RSUD dan 6 rumah sakit swasta, 4 polikinik, dan 14 puskesmas.
Sarana Rekreasi
Sarana rekreasi yang biasa dikunjungi masyarakat Kota Pekalongan dan sekitarnya ialah Alun-Alun Kota Pekalongan, Lapangan Sorogenen, Stadion Jenderal Hoegeng Pekalongan, Mangrove Park, dan Wisata Pantai Pasir Kencana Pekalongan
Mangrove Park Kota Pekalongan Sumber: koleksi pribadi |
Transportasi
Pekalongan
merupakan salahsatu kota yang strategis di Jawa Tengah, letaknya yang dilewati jalan Pantura dan pesisir menjadikan Kota
Pekalongan sebagai salah satu PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) di Jawa Tengah.
Sarana
transportasi merupakan hal yang penting, di Pekalongan terdapat Stasiun
Pekalongan serta Terminal Kota Pekalongan. Terminal Bus Kota Pekalongan
termasuk dalam Kategori A yang berfungsi melayani arus angkutan penumpang jarak
jauh (regional) antar kota provinsi (AKAP) dan antar dalam kota (AKDP).
Stasiun
Besar Pekalongan sudah didirikan pada masa Pemerintah Kolonial Belanda untuk proyek
peningkatan jalan Trem Uap Cirebon-Pekalongan-Semarang dan
dioperasionalkan sejak 1 Februari 1899. Bangunan lama masih dipertahankan
walaupun operasional stasiun degantikan bangunan baru.
Tutupan Lahan
Dari
peta tersebut, luasan sawah Kota Pekalongan mencapai 1.972 ha, akan tetapi
tahun 2019 menurut data BPS tercatat luas lahan sawah menurut luas panen hanya 1.751ha.
Sementara itu, luasan tambak bertambah, pada peta luasan 16 ha pada tahun 2019
luasan tambak menurut BPS 449 ha.
Keunikan
Keunikan
Kota Pekalongan terletak pada sosial budayanya. Masyarakatnya terikat pada
Batik dan hidup oleh batik itu sendiri. Akulturasi budaya juga terjadi karna adanya
ketertarikan pedagang dari Tionghoa, Arab dan lain-lain sehingga masih terjalin
sampai sekarang.
Sebagai
Kota Kreatif, Kota Pekalongan berusaha menjaga kreativitasnya di bidang batik. Untuk
mendukung hal tersebut, setiap awal Oktober diperingati Pekan Batik Nasional dengan
mengadakan Festival Batik Pekalongan.
Karnaval Batik Kota Pekalongan Sumber : koleksi pribadi |
Untuk memeriahkan tradisi tersebut, banyak masyarakat mengadakan kegiatan yang bertujuan untuk silaturahmi atau menjalin persaudaraan diantaranya melepas balon udara dan membuat lopis raksasa.
Bagaimana? Sudah lebih mengenal Kota Pekalongan? Menarik bukan? Sekian sesi Kenal Kota untuk Kota Pekalongan. Nantikan kembali sesi Kenal Kota untuk kota-kota yang lain!
Selalu kunjungi Jendela Kota
untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai tata ruang dan sistem informasi
geografis.
Jangan lupa like dan follow instagram kami di @jendelakota
Semoga bermanfaat dan terimakasih!
Penulis : Afni Ashrida
Sumber :
Kota Pekalongan Dalam Angka 2020
kotakratif.id
cintapekalongan.com
oss.pekalongankota.go.id
Belum ada Komentar untuk "Mengulik Kota Batik Pekalongan, Unik dan Menarik!"
Posting Komentar